Tim Pusat Bimbingan Karir, Wirausaha, dan Tracer Study Universitas Tadulako (Pusbimwitra-BKK LPPMP Untad) melakukan kunjungan ke ITB Career Center. Kunjungan dilaksanakan di Ruang Meeting ITB Career Center, Bandung, pada Senin (16/9/2019). (Dok. ITB Career Center)
Bandung, ITB Career Center – Mulai kembali bangun pusat karir dan tracer study, Tim Pusat Bimbingan Karir, Wirausaha, dan Tracer Study Universitas Tadulako (Pusbimwitra - BKK LPPMP Untad) melakukan kunjungan ke ITB Career Center. Kunjungan diterima langsung oleh Direktur ITB Career Center, Bambang Setia Budi dan Angga Dinan dari divisi Tracer study ITB.
Koordinator Pusbimwitra Universitas Tadulako, Muhammad Darma, menjelaskan bahwa tahun ini, Untad mulai membangun kembali pusat karir dan tracer study yang sempat tertunda akibat bencana alam gempa dan tsunami di Palu beberapa waktu lalu. Bencana tersebut sedikit banyak merusak sebagian bangunan kampus Universitas Tadulako, sehingga beberapa kegiatan pun terhentikan.
“Setelah terjadi gempa tersebut, peringkat Universitas Tadulako turun dari tahun sebelumnya, karena ada beberapa fasilitas kita yang rusak. Kita masih ada trauma, tetapi mulai bangkit lagi,” jelas Darma saat kunjungan di Ruang Meeting ITB Career Center, Bandung, pada Senin (16/9/2019).
Universitas Tadulako mulai merencanakan kembali pelaksanaan Tracer study dan pendirian Pusat karir. Hal pertama yang dilakukan adalah membuat perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan universitas. Setelah berdiskusi dan memaparkan kendala-kendala yang dihadapi oleh Universitas Tadulako, Bambang mengatakan, kegiatan pusat karir yang dirasa paling dibutuhkan adalah pelaksanaan tracer study.
“Ada beberapa hal yang dijalankan, selain pusat karir, ada tracer study, kewirausahaan hingga konseling. Mungkin yang pertama dijalankan adalah tracer study, mengingat tracer study dibutuhkan untuk akreditasi,” ujar Bambang.
Bambang menjelaskan, pelaksanaan tracer study sebaiknya dijalankan secara melembaga. Apalagi pelaksanaan tracer study harus memiliki perencanaan agar target response rate tinggi tercapai. Walaupun diperlukan waktu untuk mendapatkan response rate dan pembaharuan secara terus menerus, Bambang yakin pelaksanaa tracer study akan berjalan baik dengan perencanaan yang baik.
“Pelaksanaan tracer study memang harus melembaga, tidak bisa setiap tahun ganti orang baru, harus belajar hal baru lagi,” jelasnya.
Setelah melaksanakan tracer study, Universitas Tadulako akan mengusulkan beberapa hal terkait pusat karir kepada Rektor Universitas Tadulako. Selain mempelajari pengalaman-pengalaman ITB dalam membangun pusat karir dan tracer study, Universitas Tadulako akan terus berkoordinasi dengan ITB mengenai pusat karir dan tracer study. Koordinasi dilakukan untuk membantu Universitas Tadulako dalam membangun pusat karir dan tracer study yang lebih baik lagi. Kunjungan diakhiri dengan melihat kegiatan divisi tracer study ITB. (Mar)