Bambang mengatakan, Dikti mendorong Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta untuk membentuk dan mendirikan pusat karir. Dikti pun mengeluarkan buku panduan pembentukan pusat karir (2011), dan menggulirkan hibah bagi pusat karir skala perguruan tinggi.
“Yang didorong pendiriannya karena hibah, banyak yang sebenarnya belum ada aktifitas sama sekali, hanya karena persyaratan pendirian. Bahkan bila tidak mendapatkan dana hibah, pusat karir tersebut belum aktif,” jelasnya saat menjadi pembicara dalam Career Center Officer Program (CCOP) 1.0 Batch 4, yang dilaksanakan di Campus Center Timur ITB Bandung, pada Senin (24/6/2019).
Pusat karir memiliki masa depan cemerlang. Pusat karir akan terus tumbuh dan berkembang karena diperlukan oleh perguruan tinggi. Pusat karir berfungsi untuk memfasilitasi mahasiswa dan alumni, penyiapan karir mahasiswa di dunia kerja, memfasilitasi kebutuhan pengguna atau perusahaan, membantu menyelesaikan banyaknya pengangguran, tuntutan akreditasi institusi (BAN PT -AIPT) hingga untuk menjalankan tracer study.
“Cukup banyak pusat karir yang baru dan aktif setelah mendapat hibah DIKTI, termasuk hibah pusat karir lanjutan (tracer study). Ada sedikit pergeseran peran pusat karir menjadi lebih dominan menyelenggarakan tracer study,” jelasnya.
Perkembangan pusat karir di Indonesia dimulai dari beberapa kegiatan di perguruan tinggi yang mempertemukan civitas akademika seperti dosen, mahasiswa dan alumni, dengan industri. Bambang mengatakan, ITB sudah melakukan kegiatan tersebut pada tahuan 90-an.
“Beberapa kegiatan Prodi maupun Universitas menyalurkan lulusannya untuk bekerja di Perusahaan atau sebaliknya, yaitu memfasilitasi pengguna lulusan mencari kandidiat, sudah dilakukan meski pun belum melembaga dari sejak dulu,” ujarnya.
Setelah itu, pusat karir terus mengalami perkembangan, dimulai dengan terbentuknya pusat karir di berbagai perguruan tinggi besar seperti ITB, UI, IPB, Unair dan Unibraw. Banyak perguruan tinggi di Jawa mendirikan pusat karir dengan nama berbeda-beda dan di bawah struktur organisasi kampus yang berbeda-beda pula. Kebanyakan dari mereka menggunakan nama Career Development Center atau CDC.
Hingga kini, setiap tahun jumlah pusat karir terus bertambah. Jumlah pusat karir di perguruan tinggi mencapai kurang lebih 500 pusat karir dari sekitar 4300 perguraun tinggi dibawah Kemenristekdikti. Sebanyak 200 lebih pusat karir tersebut telah berjalan secara aktif. Tentu diharapkan pusat karir akan terus berkembang demi menjembatani mahasiswa dan alumni menuju gerbang kesuksesan. (Mar)