BANDUNG, kemahasiwaan.itb.ac.id - Dalam sesi pemaparan yang berlangsung di Titian Karir Terpadu, PT Timas Suplindo hadir membuka cakrawala mahasiswa tentang dunia EPCIC (Engineering, Procurement, Construction, Installation, and Commissioning). Lewat presentasi yang dibawakan oleh Project Manager Albert Kurniawan, Timas memperkenalkan dirinya bukan hanya sebagai perusahaan konstruksi, tapi sebagai tempat berkembangnya potensi lintas disiplin dalam industri energi.
Berbekal pengalaman sejak berdiri sebagai perusahaan swasta nasional, Timas kini menjadi salah satu pemain utama di bidang EPCIC untuk proyek onshore dan offshore. Visi mereka jelas yaitu menjadi perusahaan EPCIC kelas dunia. Untuk mewujudkannya, Timas memegang teguh misi mempertahankan kepercayaan pelanggan, menciptakan nilai tambah bagi stakeholder, dan terus mengembangkan diri secara berkelanjutan. Semua itu dibingkai dalam nilai inti perusahaan yang mengedepankan teamwork, integritas, akuntabilitas, dan keselamatan.
Di balik kompleksitas teknis yang ditangani, Timas menekankan bahwa pekerjaan mereka bukan semata urusan teknik. Dalam penjelasannya, Albert menekankan bahwa dunia EPCIC jauh lebih kompleks dari yang dibayangkan. “Di Timas, kami tidak hanya bicara soal engineering. Dari sini, kita bisa berkembang ke arah lain seperti manajemen proyek, quality control, safety, sampai procurement. Jalurnya sangat luas,” jelasnya.
Timas memiliki kapabilitas luas, baik di darat maupun laut. Di sektor onshore, mereka menangani proyek pembangunan kilang minyak, terminal penyimpanan, pembangkit listrik, hingga pabrik pupuk dan energi terbarukan. Di sektor offshore, mereka terlibat dalam pemasangan subsea pipeline dan instalasi fasilitas produksi gas lepas pantai seperti proyek FPU Trunojo di Selat Madura. Semua itu didukung oleh fasilitas fabrikasi milik sendiri yang berlokasi di Serang dan Batam, serta armada khusus seperti Timas DLB 01 dan Timas T1201.
Beberapa proyek besar yang pernah dikerjakan antara lain penggelaran pipa gas di Laut Natuna bersama Medco, pemasangan pipa 42 inch untuk Exxon dan Esso di Thailand, serta proyek PTTEP Zawtika di Myanmar yang melibatkan instalasi pipa bawah laut hingga kedalaman 160 meter. Di dalam negeri, Timas juga tercatat menggarap proyek pipa Cirebon–Semarang dan pembangunan pabrik pupuk di Bontang.
Tak hanya unggul secara teknis, Timas juga aktif dalam kegiatan sosial dan keberlanjutan lingkungkan. Setiap tahun, perusahaan menjalankan minimal empat program CSR yang menyasar masyarakat sekitar wilayah operasional, mulai dari pelepasan tukik dan penanaman terumbu karang, hingga aksi penanaman mangrove dan donor darah rutin di Gedung Graha. Budaya kerja di internal perusahaan juga dijaga lewat berbagai kegiatan kekaryawanan seperti sport day, iftar bersama, hingga perayaan akhir tahun.
Menutup sesi, perwakilan rekrutmen Richard membagikan tips seputar dunia kerja kepada para mahasiswa. Ia menekankan pentingnya membuat resume yang spesifik dan relevan untuk tiap posisi, menjaga citra profesional di media sosial, serta berani melakukan follow-up setelah melamar. “CV tidak perlu panjang, yang penting tepat sasaran,” ujarnya.
Melalui presentasi ini, Timas tak hanya membuka gambaran tentang dunia EPCIC, tetapi juga menunjukkan bahwa sektor energi adalah ruang terbuka bagi mereka yang ingin berkembang, berkontribusi, dan tumbuh dalam industri yang terus bergerak maju.
Reporter : Nur Asyiah | Editor : M Habib Nur Fauzan